satu hal yang membuatku ingin menulis esai ini adalah ketika ku merasakan indahnya berbagi, berbagi yang membuat hidup terasa nyaman karna di situ kita merasakan bagaimana rasa memberi dengan penuuh rasa peduli.
mengorbankan rasa senang kita untuk orang yang kita sayangi adalah hal yang paling indah ketika semuanya itu dilakukan dengan penuh perasan sayang.
Seorang suami istri yang tua renta berjalan menuju sebuah warung yang tak jauh dari rumahnya. Dia pergi bersama suaminya untuk membeli makanan yang dapat menghilangkan rasa lapar.ketika sampai di warung Sang istri pun melayani suaminya untuk mengantri seperti hal nya pembeli lain. ketika giliranya tiba semua orang merasa aneh dikarnakan si nenek hanya membeli satu porsi sup buntut sedangkan dia datang bersama suaminya namun sang nenek hanya tersenyum tanpa mengatakan sepatah kata apapaun. Setelah pesanan selesai si pelayan pun mengantarkan ke meja suami istri itu dan dengan satu porsi itu mereka membagi makanan itu menjadi dua, sup nya di bagi rata oleh mereka, begitu pun nasinya di bagi setengah porsi untuk masing masing. Setelah itu semua orang merasa terharu melihat sepasang suami istri yang saling menyayangi itu sang kakek makan dengan lahapnya sedang kan si nenek melihat suaminya makan dengan senyuman yang indah dan si nenek menunggu si kakek beres makan. Setelah lama kelamaan nasi si nenek pun terasa dingin. seorang yang terharu melihat mereka berdua datang menawarkan seporsi mangkuk sup geratis untuk mereka berdua namun si nenek menolaknya dengan bahasa isyarat. sang nenek pun menungu kakeknya yang makan begitu lahapnya dengan sebuah senyuman yang membuat si kakek merasa nyaman. Akhirnya karna tak tega melihat mereka berdua seorang pemuda menanyakan mengapa si nenek tidak makan dan menunggu si kakek selesai "nek mengapa nenek menungu kakek selesai makan sedangkan nenek sendiri tak amakan" dengan senyuman yang nyaman si nenek menjawab "Sementara ini yang saya tunggu adalah gigi sementara giginya masih bapak pakai".
Rasa berbagi itu sangat terasa nyaman ketika mengorbankan sesuatu untuk orang lain. Apalagi mengorbankan harga diri kita untuk orang lain yang bisa menumbuhkan rasa sayang satu sama lain tapi kadang di antara kita sudah terlalu angkuh dengan apa yang kita miliki sehingga kita melupakan kalu kebersamaan akan terasa enak ketika semunya itu di ungkapakan dengan rasa peduli dan saling berbagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Salam.
Tulisan berbagimu membuatku merasa perlu untuk berbagi sedikit komentar di sini(;
Bagus, kau telah memiliki kesadaran akan kepedulian terhadap sesama. Terkadang inilah yang sulit dilakukan. Kita kerap merasa tak mempunyai tanggung jawab pada teman seasrama yang kelaparan karena uang bulanan telah habis, sementara dengan santainya kita membeli banyak camilan di warung dan menghabiskannya di sana. Atau kepada teman-teman yang tidur setengah 'bangkai' saat bel masuk berbunyi, kita tak merasa perlu untuk membangunkannya. Sering kali kita juga merasa cukup dengan kadar keilmuan yang di atas rata-rata sementara orang-orang lain tak banyak tahu. Kita merasa terhormat dan, sst, diam-diam kehormatan itu membuat kita enggan berbagi ilmu karena takut tersaingi.
Tapi kamu telah mempunyai kesadaran itu, maka baguslah. Dan jangan lupa sebarkan(:
Posting Komentar